Seberapa Pantas

Seberapa Pantas

By: Karina Cahya.S.S.

Kelas: XI-7

 

‘Semoga dia selalu mengagumkan, semoga dia selalu di kelilingi senang di sela-sela kehidupannya’

 

Di dalam kehidupan ini kita selalu menanti pertemuan dengan seseorang, menanti obrolan dengannya, menanti momen bersama namun akan sampai kapan waktu hal itu akan habis?

 

Memang terkadang rumit ya kehidupan itu, selalu ada lika liku dibalik ruang waktu yang kita pun tidak bisa memprediksikannya. Tapi selagi kehidupan rumit itu diselimuti dengan hal-hal yang bisa menyenangkan hati kecil diri ini ya bisa apa? Hal itu dirasakan oleh Kinara Azaqia. Dia adalah seorang remaja yang baru saja duduk di bangku kelas 10.  Selama tiga hari yang lalu Kinara merasakan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMA yang tak jauh dari rumahnya. Rasanya sangat melelahkan untuk berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru, Hal ini menjadi tantangan yang cukup sulit bagi Kinara untuk mencoba melakukannya. Tapi Kinara selalu berprinsip kepada dirinya sendiri “kalo mau kenalan ya ayo, kalo ngga ya udah. Kita juga ga bisa maksain orang-orang” hal ini dilakukan agar Kinara tidak selalu memikirkan hal-hal negatif yang akan membuat dirinya tidak enak.

 

24 Juli 2023

Awal masuk di kelas 10, Kinara masih canggung untuk memulai percakapan dengan beberapa orang di kelasnya itu. Tapi ada keajaiban muncul di sela-sela hari nya waktu itu disaat mapel Bahasa Indonesia. Dia memiliki teman yang asik untuk diajak becanda dan mungkin kalo kata anak gen z sekarang “sefrekuensi”, Mereka adalah Alea dan Nayara teman sekelompok Kinara. Dan hal itulah yang membuat mereka menjadi teman hingga saat ini.

 

12 Agustus 2023

Waktu berganti waktu berjalan seiringan dengan pertemanan Kinara yang semakin baik. Dia memiliki banyak teman yang dikenalnya, dan hal ini berawal dari Lomba Mading, pojok baca, dan pramuka yang dilakukan bersama-sama dengan teman satu kelasnya. Kinara jadi ingat nama teman-teman kelasnya satu persatu, dan semakin akrab dengan mereka. Kinara juga memiliki teman akrab yang sangat baik dengannya dan sering berbagi cerita. Dengan begitu membuat hari-hari Kinara lebih semangat dan senang untuk masuk setiap harinya, tidak ada rasa kekhawatiran untuk bersosialisasi di benak dirinya, dan Ia berharap agar hal ini akan terus berlangsung. Namun, di sela-sela kegembiraan itu ada salah satu seorang di kelasnya yang menarik atensi nya. Kinara tidak begitu kenal dengan orang itu, dia hanya tahu bahwa orang itu memang sedikit tengil dan friendly kepada semua orang.

 

15 September 2023

Saat itu di Kelas Kinara tidak ada guru yang mengajar, dan Kinara, Alea, dan Naya  sangat asik bercanda ria dengan beberapa humor lucu, tapi mereka capek jika hanya bercanda ria dengan kericuhan tawa mereka. Jadi Alea mengajak mereka berdua untuk bermain sesuatu.

 

Alea: “Ayo rek main uno balok, pinjam punya Dinda tuh mumpung dia bawa”

Nayara: “Widih, GAS LAH”

 

 Mereka pun menghampiri Dinda untuk meminjam uno balok yang di bawanya dan setelah itu Alea membawa uno balok itu di bangku belakang agar bermainnya lebih seru dan tidak mengganggu bangku depan.

 

Alea: “Eh rek yang kalah dapet dare ya, nanti darenya di tentuin sama orang yang menang”

Nayara: “Duh, serius nih pake dare?

Kinara: “Gamau dah, ntar aneh-aneh darenya”

Alea: “Halah ngga, gapapa dah yuk”

Nayara, Kinara: “Yaudah, Gas deh”

 

Mereka pun asik bermain dengan uno itu, dan di tiap sesi permainnya mereka juga tidak lupa untuk memberikan dare agar lebih seru dan menantang. Namun, ada seseorang datang menghampiri mereka dan ingin bergabung untuk bermain bersama. Lagi dan lagi, orang itu mencuri atensi Kinara. Dan orang itu Danuarta Kaelan.

 

Dia sering di panggil Danu atau Dano di sekolah. Bertubuh tinggi, Rambut berwarna kecoklatan yang sedikit acak-acakan namun masih terlihat rapi, kulit sawo matang, dan memiliki senyum yang manis.

 

Danu: “Sih main ga ngajak-ngajak, aku ikut main dah”

Alea: “Dih, Sok asik banget ni anak. Tapi ayo dah”

Naya: “Tapi ada dare nya kalo kalah, nanti darenya di tentuin sama yang menang”

Danu: “Iya dah gas”

 

Di sela percakapannya mereka, Kinara sama sekali tidak menimbrung karena malu dan masih canggung karena jarang sekali berbicara dengannya di kelas. Di sesi-sesi permainannya, Danu pun kalah.

 

Naya: “HAHAHA kok kalahan sih Nu, cemen”

Alea: “HAHAHA, mampus. Kira-kira apa ya nay dare nya?”

Danu: “Itumah kalian yang lagi untung, cepet mau dare apa?” dengan nada dan muka tengilnya itu.

 

Alea dan Naya pun mulai memikirkan, dan Alea mempunyai ide dare yang sesuai untuk Danu.

 

Alea: “Nah aku tau, dare nya tuh pilih salah satu cewe di kelas ini buat diajak fotbar (foto bareng)”

Danu: “Ngga! Yang bener aja”

Naya: “Ga boleh gitu Nu, harus mau lah. Kan sesuai aturan gamenya”

 

Namun Danu tetap menolak dengan darenya. Hal itu membuat Alea kesal dengannya.

 

Alea: “Ribet banget kocak, Yaudah tuh sama Kinara aja. Gausah nolak”

Naya: “Nah bodo amat harus mau, Nu”

 

Hal itu membuat Kinara kaget dan segera menolaknya.

 

Kinara: “Ngga! Gamau. Kan dia yang dapet dare nya, kok jadi aku yang kena?”

Alea: “Huh biar cepet dah, daripada dia ribet mulu ngomong gak mau terus”

Kinara: “Ngga, cari anak lain aja dah”

Naya: “Kan Cuma dare Nar, gapapa dah biar cepet selesai”

 

Danu yang mendengar keributan itu membuat dia pasrah menyetujui perkataan Alea dan Naya agar mereka tidak berisik.

 

Danu: “Huh, Ribet. Yaudah ayo”

Kinara: “Loh tapi kan...”

Danu: “Gapapa, biar ga ribut terus mereka”

 

Setelah melakukan dare itu, Alea dan Naya menahan tawa dan meledek mereka.

 

Alea: “Cie...cie... cocok banget kalian”

Naya: “Iya ih gemes, pacaran aja dah”

Kinara: “Loh apaan coba, ga jelas kalian”

 

Silih berganti hari, Danu dan Kinara mulai berinteraksi satu sama lain. Mengobrol bersama, Mengerjakan Tugas bersama, dan Terkadang Danu sedikit usil dengan Kinara tapi ia tidak merasakan risih dengan hal itu, justru membuat hari-hari nya semakin senang dengan kehadiran dia.

 

13 Oktober 2025

Matahari terik menyelimuti sekolah. Hari itu di sekolah Kinara ada projek P5 membuat mural yang dilakukan oleh setiap kelas. Kinara dan teman-temannya sedang mural di tembok dinding sekolah, dengan hawa yang panas dan beberapa iringan lagu yang di putar membuat mereka kewalahan namun mereka masih kompak untuk menyelesaikan muralnya. Di tengah-tengah Kinara yang sibuk dengan kuasnya, tiba-tiba Danu menghampirinya dan menawarkan bantuan padanya.

 

Danu: “Ini mau diapain Warnanya?”

Kinara: “Mau aku campur sih biar jadi warna coklat”

Danu: “apa aja warnanya? Aku bantuin nyampur”

Kinara: “warna merah, terus campur ijo, nanti tambahin putih. Nah aku masih bersihin kuas nih”

 

Saat membersihkan kuas, Danu dengan sengaja usil mencoret-coret tangan Kinara. Hal itu membuat mereka tertawa dan asik dengan coretan itu. Lalu, Rafa teman Danu memanggil mereka untuk menghadap ke Kamera

 

Rafa: “Widih, mulai coret-coretan nih. Liat sini ku fotoin”

 

Kinara dan Danu pun berfoto bersama. Lalu setelah itu Kinara melanjutkan lukisannya yang dibantu dengan Danu. Kinara merasa hatinya berdegup kencang, ia ingin mengelak dengan perasaan yang ia rasakan. Ia tidak mau terbawa perasaan oleh interaksi-interaksi yang ia lakukan dengannya. Kinara berpikir bahwa sikap Danu ini tidak hanya dilakukan kepadanya saja, mungkin dia juga melakukan hal yang sama ke orang lain.

 

...

Sekejap cinta yang terjalin

Dan menjadi sebuah cerita

Yang tak mungkin terlupa

Terukir di hati

Dan tak mau pergi

 

Lagu itu, tak mungkin orang-orang tidak tahu. Saat itu Kinara sedang mendengarkan lagu Dewa 19, awalnya ia tidak terlalu tahu tentang lagu-lagu itu. Kinara jadi suka lagu-lagu Dewa 19 dan Sheila on 7 karena seseorang yang selalu ada di pikirannya suka dengan lagu itu. Beberapa hari ia bilang tidak ingin suka dengan orang itu, Namun ia seperti menelan ludah sendiri. Kinara semakin ingin tahu tentangnya, Danuarta Kaelan. Ia merasakan bahwa setiap hari ada di sekitarnya, ia merasakan kupu-kupu terbang di dalam perutnya. Tak hanya itu, ia pun juga sering mepaparazikan dia di kelas. Kinara juga semakin sering mengobrol dan bermain bersama, namun ada satu fakta yang selalu dia ingat bahwa dia dan Danu beda agama. Danu adalah seorang non muslim. Fakta ini sangat menusuk hati kecil Kinara, tapi mau bagaimanapun apa salahnya untuk mencoba selagi hati kita senang?

 

‘Namun di dunia ini beberapa orang hanya untuk di kagumi  dan dicintai, bukan untuk memiliki’

 

Beberapa bulan kemudian, Kinara sudah jarang mengobrol dengan Danu. Karena Kinara mendengar kabar dari temannya bahwa Danu balikan dengan mantannya. Kinara kikuk dan bingung dengan situasi saat ini, jika ia teruskan untuk tetap mengagumi maka ia akan terus merasakan sakit yang mendalam. Kinara ingin menangis saat itu juga, namun ia berpikir apakah ia pantas menangiskan hal bodoh seperti ini? Dari awal mungkin memang tidak seharusnya untuk suka padanya, dia friendly dan pasti akan begitu pada semua orang, dan mereka pun memiliki tembok yang tinggi, lalu apa lagi yang mau di pertahanin?

 

‘Untukmu agamamu, Dan untukku agamaku’

 

Dan beberapa hari setelah itu, Kinara memutuskan untuk tidak lagi mengobrol, menyapa, atau bahkan menatap matanya. Meskipun ini sulit baginya untuk dilakukan, tapi ia akan menekankan dirinya sendiri untuk tidak lagi ada dia di lembaran-lembaran hariannya itu. Ternyata manusia adalah sang pengharap ya?

 

19 Juni 2024

Tak terasa semester ini berlalu begitu cepat dan Kinara pun berada di kelas 11

 

...

Celakanya

Hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu

Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku

Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka

 

Lagu Sheila on 7 kesukaan Kinara ini menemaninya yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Bagas karena akan Bakar-bakar dirumahnya. Ia berharap bahwa Danu akan ikut malam ini, dan berharap akan berinteraksi meskipun sedikit pun juga tidak apa-apa. Sesampainya di sana Kinara, Alea, Vale, dan Naya sedang menyiapkan sate yang akan di bakar. Namun beberapa menit kemudian ada seseorang yang datang dan disapa oleh teman-teman yang lain, Kinara kaget karena dia datang malam ini. Namun ia akan tetap menjaga sikapnya agar terlihat cuek dan tidak peduli padanya. Tapi, tanpa di sangka dia menghampiri Kinara dan teman-teman cewenya dan mengajak Kinara mengobrol

 

Danu: “Hih, Nar kamu bau ayam tangannya”

Kinara: “Ya kan emang ini yang mau di bikin sate, gitu aja jijik an”

Danu: “Hih bau” lalu pergi meninggalkan Kinara begitu saja

 

Sifat tengilnya memang tidak berubah ya.

Dan akhirnya sesi makan pun selesai dan sebelum pulang kita semua ingin berfoto, karena kapan lagi kenangan ini akan terjadi?

Saat bersiap-siap foto, Kinara mendengar suara yang tidak asing baginya. Namun ia hiraukan, lalu saat selesai sesi berfoto ia melihat hasilnya dan terkejut. Bagaimana Kinara tidak terkejut jika Danu berada di Belakangnya dan tersenyum manis. Hasil foto itu sangat bagus sekali dan membuat Kinara ingin sekali mengajaknya untuk foto berdua namun ia sudah tidak sering berinteraksi lagi.

 

‘Terimakasih telah menjadi bagian dari isi lembaran-lembaran kehidupanku, Senangmu aku turut bahagia’

 

 

 

 

 


Komentar